TEMPO.CO, Las Vegas - Manny Pacquiao, 36 tahun, mantan juara dunia pada delapan kelas berbeda ingin membuktikan ia masih memiliki naluri “membunuh” dan lapar kemenangan. Hal itu dia tegaskan menjelang pertarungan ulang melawan petinju AS yang pernah mengalahkannya, Timothy Bradley, di MGM Grand, Grand Garden Arena, Las Vegas, Nevada, AS, Sabtu malam waktu setempat, 12 April 2014, atau Ahad pagi WIB, 13 Arpil 2014.
"Saya harus membuktikan kepadanya (Bradley) dan diri saya sendiri bahwa saya masih memiliki naluri membunuh dan lapar (kemenangan),”kata Pacquiao.
Pacquiao dikalahkan dengan angka pada pertarungan pertama mereka juga di MGM Grand 9 Juni 2012. Waktu itu juri atau wasit hakim Duane Ford memberikan angka 113-115, C.J. Ross 113-115, Jerry Roth 115-113 untuk kemenangan Bradley. Kemenangan itu dianggap kontroversial oleh banyak pengamat tinju dunia.
Bradley merasa kesal dan sampai mau mengakhiri hidupnya karena dia tak ingin menang kalau kemenangannya itu pemberian para wasit hakim. Sebab itulah Bradley setuju diadakan tarung ulang kali ini untuk membuktian siapa sebetulnya yang pantas menjadi pemenang.
Pertarungan yang dipimpin wasit Kenny Bayless kali ini memperebutkan sabukl juara dunia kelas welter World Boxing Organization (WBO) atau Organisasi Tinju Dunia. Wasit tinju profesional asal Nevada ini berpengalaman memimpin pertandingan petinju-petinju terbaik dunia, misalnya, Oscar de la Hoya, Floyd Mayweather, Shane Mosley, Juan Manuel Marquez, dan Pacquiao.
“Benarkah (waktu itu) saya mau bunuh diri? Betul,” kata Bradley. Saya berpikir tidak ingin bertinju lagi, dan bahkan tak mau hidup lagi (karena merasa dibohongi pada juri).”
0 comments:
Post a Comment